Optimalisasi Peran Pengawas Bina Terhadap Hambatan Pengimplementasian Kurikulum Merdeka Pada Madrasah Binaan
DOI:
https://doi.org/10.54923/researchreview.v2i2.47Keywords:
Optimalisasi, Pengawas Sekolah, Guru, Kurikulum Merdeka.Abstract
Perkembangan pendidikan di Indonesia pada abad ke-21 ini telah mengalami transformasi yang signifikan.
Perubahan kurikulum dari KTSP ke K13, lalu ke Kurikulum Merdeka, menghadapi berbagai tantangan termasuk
dampak pandemi Covid-19. Kurikulum Merdeka dirancang sebagai kurikulum yang fleksibel, memberikan
kebebasan pada peserta didik, pendidik, dan sekolah untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan minat,
bakat, dan perkembangan individu. Namun, implementasi kurikulum ini telah dihadapkan pada berbagai
hambatan, termasuk kesiapan pendidik, pemahaman yang kurang, dan keterbatasan sarana. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan partisipan utama berperan sebagai pengawas sekolah dan partisipan
pendukung dari guru dan kepala sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan-hambatan dalam
implementasi kurikulum Merdeka meliputi kurangnya pengetahuan dan pengalaman guru, keterbatasan fasilitas,
serta kurangnya pemahaman tentang konsep kurikulum Merdeka. Peran pengawas sekolah dalam membantu
mengatasi hambatan-hambatan ini sangat penting. Pengawas berperan sebagai fasilitator, pelatih, dan
pembimbing guru. Mereka juga harus membantu sekolah dalam mengatasi keterbatasan sarana prasarana.
Optimalisasi peran pengawas di sekolah binaan menjadi kunci untuk mengatasi hambatan dalam implementasi
kurikulum Merdeka. Dengan peran yang optimal, pengawas dapat membantu sekolah dalam mengatasi
keterbatasan pengetahuan guru, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan memastikan bahwa sekolah
mengikuti arahan perbaikan. Melalui kolaborasi antara pengawas dan sekolah, diharapkan implementasi
kurikulum Merdeka dapat menjadi lebih efektif dan berkualitas, meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Kata Kunci: Optimalisasi, Pengawas Sekolah, Guru, Kurikulum Merdeka.